Ziarah Malam
bu, tanahmu masih basah
sementara tigabelas bulan telah
menepi di sudut nisanmu
bau rampai menyentakku di tidur
engkaukah yang datang?
aku rindu kaubelai, dari susut
badanmu, ketika kau lelah
kau dongengkan aku tentang ayah
andai saja bulan ini purnama
ayak akan ajakku serta ke ladangnya
tapi ziarah malam kau langgar, bu,
aku tak menjumpaimu ataupun ayah
engkau getarkan luka-luka silam
saat hari itu kutemukan alamat
sejengkal halaman untuk kita pulang
engkau pun tiada tinggalkan esok
kini ziarah malam yang harus kusematkan
menunggumu seperti merindui seorang kekasih
Tentang dirimu, tetap saja tak kembali
September 2008
Komentar
Posting Komentar